Welcome to Riky HangOut

Senin, 14 November 2011

Perangkat Augmented Reality



Ilustrasi penggunaan dua jenis perangkat HMD yang digunakan untuk menampilkan data dan informasi tambahan

 Head Mounted Display
Terdapat dua tipe utama perangkat Head-Mounted Display (HMD) yang digunakan dalam aplikasi realitas tertambah, yaitu opaque HMD dan see-through HMD. Keduanya digunakan untuk berbagai jenis pekerjaan dan memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing.

Opaque Head-Mounted Display
Ketika digunakan di atas satu mata, pengguna harus mengintegrasikan padangan dunia nyata yang diamati melalui mata yang tidak tertutup dengan pencitraan grafis yang diproyeksikan kepada mata yang satunya. Namun, ketika digunakan menutupi kedua mata, pengguna mempersepsikan dunia nyata melalui rekaman yang ditangkap oleh kamera. Sebuah komputer kemudian menggabungkan rekaman atas dunia nyata tersebut dengan pencitraan grafis untuk menciptakan realitas tertambah yang didasarkan pada rekaman.

 See-Through Head-Mounted Display
Tidak seperti penggunaan opaque HMD, see-through HMD menyerap cahaya dari lingkungan luar, sehingga memungkinkan pengguna untuk secara langsung mengamati dunia nyata dengan mata. Selain itu, sebuah sistem cermin yang diletakaan di depan mana pengguna memantulkan cahaya dari pencitraan grafis yang dihasilkan komputer. Pencitraan yang dihasilkan merupakan gabungan optis dari pandangan atas dunia nyata dengan pencitraan grafis.

Virtual Retinal Display
Virtual retinal displays (VRD), atau disebut juga dengan retinal scanning display (RSD), memproyeksikan cahaya langsung kepada retina mata pengguna. Tergantung pada intensitas cahaya yang dikeluarkan, VRD dapat menampilkan proyeksi gambar yang penuh dan juga tembus pandang, sehingga pengguna dapat menggabungkan realitas nyata dengan gambar yang diproyeksikan melalui sistem penglihatannya. VRD dapat menampilkan jarak pandang yang lebih luas daripada HMD dengan gambar beresolusi tinggi.Keuntungan lain VRD adalah konstruksinya yang kecil dan ringan. Namun, VRD yang ada kini masih merupakan prototipe yang masih terdapat dalam tahap perkembangan, sehingga masih belum dapat menggantikan HMD yang masih dominan digunakan dalam bidang realitas tertambah.
 
Tampilan Berbasis Layar
Apabila gambar rekaman digunakan untuk menangkap keadaan dunia nyata, keadaan realitas tertambah dapat diamati menggunakan opaque HMD atau sistem berbasis layar. Sistem berbasis layar dapat memproyeksikan gambar kepada pengguna menggunakan tabung sinar katoda atau dengan layar proyeksi. Dengan keduanya, gambar stereoskopis dapat dihasilkan dengan mengamati pandangan mata kiri dan kanan secara bergiliran melalui sistem yang menutup pandang mata kiri selagi gambar mata kanan ditampilkan, dan sebaliknya.
Tampilan berbasis layar ini juga telah diaplikasikan kepada perangkat genggam. Pada perangkat-perangkat genggam ini terdapat tampilan layar LCD dan kamera. Perangkat genggam ini berfungsi seperti jendela atau kaca pembesar yang menambahkan benda-benda maya pada tampilan lingkungan nyata yang ditangkap kamera.
»»  read more

Senin, 10 Oktober 2011

Manfaat Sosial Media

Hampir semua orang pengguna internet memiliki media sosial, baik hanya untuk sekedar berkomunikasi dengan orang lain atau menjadikannya tempat bisnis dalam media online. Banyak sekali programer membuat jejaring sosial di dunia maya seperti Facebook, Google Plus, Twitter, dll. Saat ini facebook menjadi salah satu jejaring sosial yang paling populer. Jejaring sosial saat ini memang begitu populer ketika facebook ‘naik daun’, tak hayal banyak programer membuat social network maker seperti jcow, dan pembuatannya pun cukup mudah karena adanya penyedia. Saya pun pernah menulis bagaimana membuat jejaring sosial di sini.

Kali ini saya akan membahas tentang jejaring sosial Livemocha. Livemocha adalah jejaring sosial yang memberikan manfaat untuk belajar bahasa. Jadi kita dapat belajar bahasa apa yang kita mau dan berinteraksi langsung dengan orang luar negeri yang kita pelajari bahasanya. Disini terdapat berbagai bahasa yang dapat kita pelajari seperti bahasa Inggris, Spanyol, Perancis, Hindi, Jerman, Italia, Jepang, Portugis (Brasilia), Rusia, Mandarin, Islandia, Korea, Arab, Turki,Polandia, Ukraina, Portugis (Eropa), Yunani, Belanda, Estonia, Rumania, Persia, Bulgaria, Finlandia, Hungaria, Kroasia, Ceko, Urdu, Catalan, Swedia, Ibrani, dan bahasa Esperanto.

Dalam pembuatan akun disini terdapat akun premium dan akun gratis. Kita dapat belajar dengan media berbasis video dan teks agar memudahkan kita dalam belajar. Untuk pengguna premium akan mendapatkan sebuah CD sehingga kita dapat belajar ketika kita dalam keadaan offline. Tes dan kuis juga tersedia dalam situs ini sebagai pemudah dalam belajar. Intinya dukungan dan bantuan dari antar anggota Livemocha sangat membantu satu sama lain.

Dari sekian banyak jejaring sosial yang beredar di intenet, kita dapat memilih untuk menggunakan yang mana dan disesuaikan dengan tujuan dan manfaatnya.
»»  read more

Berbagi Pengalaman Mengenal Internet


Sebelum mulai cerita pengalaman awalnya menggunakan internet, saya mencoba mencoba mengartikan pengertian dari internet menurut saya pribadi. Internet adalah banyaknya jaringan komputer yang saling terhubung dan terdiri dari berbagai macam ukuran jaringan komputer.

Nah sekarang langsung menuju cerita pengenalan saya dengan internet. Awal mula mengenal internet saat masuk SMP, diajak oleh seorang teman ke sebuah warnet untuk bermain game Ragnarok. Dari situ saya mulai mengambil kesimpulan manfaat internet yaitu menghubungkan game yang saya mainkan dengan game yang orang lain mainkan yang entah lokasi mereka dimana. Disaat jaringan kita terhubung, terjadilah kita dapat bermain game online bersama orang lain. Selama SMP saya hanya memanfaatkan internet hanya untuk bermain game online Ragnarok saja.

Memasuki SMA kelas 1 saya mulai berhenti untuk bermain game online dan lebih banyak memanfaatkan banyak waktu untuk bermain di forum, saat itu saya banyak mengunjungi situs nyit-nyit.net . Dari situs itu saya mulai mengenal dunia underground, dunia programming, dunia komputer lainnya.

Saat itu zamannya masih friendster, liveconnector dan yahoo messenger yang paling populer, memang yahoo messenger masih populer sampai sekarang. Coba lihat-lihat thread di forum, melihat sebuah tutorial mengenai Deface Friendster, saya lupa penulisnya karena sudah lama, maka saya coba. Dahulu friendster mempunyai bug untuk usernya dimana user dapat mengirim sebuah script ke teman. Pada saat itu saya mengirim sebuah script ke wall teman yang isinya membuat background hitam dengan size yang besar sehingga menutup semua halaman wall dari teman dan ada tulisan marquee sebagai pesan. Saya lantas kaget karena itu adalah akun teman saya. Tapi itulah awal mula saya mendeface.

Saat ini internetan sudah menjadi schedule saya, entah hanya browsing, bermain game online, baca berita online, download, dll. Internet sangat membantu, dalam segala masalah dalam kehidupan real ini. Sekarang informasi banyak yang diunggah di media online, entah berapa banyak berita yang diunggah dalam 1 menit diinternet. Banyak hal yang bisa dilakukan diinternet, dari hal positif sampai hal yang negatif semua tersedia. Salah satu contoh dari hal positif adalah melakukan bisnis online dari internet. Tapi begitu banyak hal yang bisa diambil dari internet, ironisnya biaya internet sangat mahal menurut saya. Beberapa Internet Service Provider (ISP) menawarkan harga yang murah sekitar 75.000 sampai 100.000 tapi kualitasnya belum memuaskan. Padahal Indonesia adalah pengguna 4 besar internet di asia (sumber). Kita harapkan kinerja dari kementrian informatika ditingkatkan lagi, sehingga dapat menekan berbagai ISP di Indonesia untuk meningkatkan kualitasnya.
»»  read more

Senin, 06 Juni 2011

Potret Penguasa Lalai dan Gagal Menjamin Rasa Keadilan Umat Islam Indonesia

Bentrok fisik kembali pecah antara masyarakat dengan jemaat Ahamdiyah. Kali ini terjadi sekitar pukul 10.30 Wib hari Ahad (6/2/2011), di kampong Pasir Peuteuy, Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten. Ada 3 tewas dan sejumlah lainya luka-luka akibat bentrokan, dan dari beberapa sumber informasi yang bisa dipercaya pemicu bentrokan akibat adanya sikap dan pernyataan yang provokatif dari jemaat Ahmadiyah terhadap masyarakat setempat.
Kapolri Timur Pradopo menyatakan para penentang Ahmadiyah adalah warga setempat dan sementara Jemaat Ahmadiyah dibantu sekitar 15 orang yang disinyalir datang dari Bekasi (Republika, 7/2). Bahkan sebagian media memberitakan sekitar 20 orang lebih datang dari Jakarta dengan maskud mengamankan aset Ahmadiyah dan membela jemaat Ahmadiyah sampai titik darah penghabisan. 
Kasus bentrok fisik diatas adalah kesekian kalinya, yang sebelumnya juga terjadi di Kuningan Jawa Barat, Mataram, Bogor, Makasar dan lainya. Dalam kasus diatas, Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo meminta kepada masyarakat agar melihat kasus penyerangan Kampung Peundeuy, Desa Umbulan, Cikeusik, Pandeglang, Banten sebagai kasus kriminal murni tanpa mengkaitkan dengan kelompok atau aliran tertentu. Demikian diungkapkan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri, Komjen Ito Sumardi, Senin (7/2/2011), di Mabes Polri, Jakarta (Kompas.com,7/2).
Memunculkan Polemik
Akhirnya peristiwa diatas mendapatkan sorotan dari berbagai pihak, baik pemerintah, tokoh Agama, Ormas, dan LSM paska sebagian media elektronik dan cetak mengekspos secara masif.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri meminta semua pihak agar kembali pada kesepakatan yang termaktub dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama dan Jaksa Agung. Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono Minggu (Antara,7/2).
Dan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto membacakan tujuh poin sikap pemerintah usai rapat tertutup dengan Kapolri Timur Pradopo, Jaksa Agung Basrief Arief, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi dan Menteri Agama Suryadharma Ali di Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Jakarta, Minggu (6/2/2011) malam,(kompas.com, 7/2).
Poin penting diantaranya adalah yang ke tiga; kepada semua pihak baik dari warga Ahmadiyah dan pihak masyarakat lain harus tetap mentaati kesepakatan-kesepakatan bersama yang dibuat tanggal 14 Januari 2008 yang terdapat ada 12 butir kesepakatan dan Keputusan Bersama Menteri Agama, Jaksa Agung dan Mendagri Tahun 2008.
Dan poin keempat; kepada segenap warga Ahmadiyah agar memahami dan mentaati kesepakatan bersama tanggal 14 Januari 2008 serta kesepakatan bersama tahun 2008. Kepada warga lain, diminta untuk tidak melakukan tindakan-tindakan kekerasan terhadap warga Ahmadiyah. Apabila ada perselisahan ataupun permasalahan harus disalurkan dan diselesaikan melalui Tim Koordinasi Pengawasan Kepercayaan Masyarakat (PAKEM) yang ada di setiap daerah yang diketuai Kejaksaan.
Namun saat ini sebagian besar umat Islam tidak habis pikir, kenapa kasus Ahmadiyah tidak kunjung usai?Seolah pemerintah hanya bisa menghimbau, mengevaluasi tapi minus solusi. Kenapa pemerintah tidak tegas terhadap Ahmadiyah dengan payung UU yang ada? Padahal sejak tahun 2008 pemerintah juga sudah mengeluarkan SKB (surat keputusan bersama) yang bernomor: 3 tahun 2008, Nomor: KEP-033/A/JA/6/2008/ Nomor;199 Tahun 2008, yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 9 Juni 2008 di tanda tangani Menag, Jaksa Agung dan Mendagri.
Bahkan MUI sendiri telah mengeluarkan fatwa kesesatan Ahmadiyah sejak 1 Juni 1980/17 Rajab 1400H, Rabithah Alam Islami (RAI, Lembaga Muslim Dunia) juga lebih awal megeluarkan fatwa sesatnya Ahmadiyah sejak tahun 1974. Wajar kalau kemudian muncul opini miring, pemerintah tidak konsisten dan sengaja melakukan pembiaran atas gesekan-gesekan fisik masyarakat dengan Ahmadiyah. Bahkan seakan “isu Ahmadiyah” sengaja di pelihara dan dijadikan komoditas politik dan kepentingan kelompok tertentu.
Usaha mempolitisir?
Justru jika kita perhatikan, saat ini peristiwa “Cikeusik” kembali menjadi “angin surga” bagi pengusung ide-ide sesat pluralisme dan kebebasan beragama. Apalagi peristiwa diatas terjadi berketepatan dengan event “World Interfeith Harmony Week” yang diadakan oleh Inter Religious Council (IRC) di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (6/2) yang memiliki tujuan untuk mendorong kerukunan dan toleransi serta mengakhiri pertikaian dan kekerasan antar umat beragama. Maka “Cikeusik” menjadi isu menarik bagi sebagian kelompok yang selama ini konsen mengkampanyekan toleransi dan pluralisme.
Ditahun 2010 melalui AKKBP melakukan Judicial Review terhadap undang-undang PNPS No.1 tahun 1965 tentang penodaan agama dan di tolak oleh MK (Mahkamah Konstitusi).Dan sangat mungkin kali ini kembali mendramatisir dan mempolitisir peristiwa “Cikeusik” untuk menyuarakan pentingnya “kebebasan beragama” dan mengkambing hitamkan (mencari kesalahan) kelompok-kelompok (ormas) yang dianggap menjadi inspirator tindakan-tindakan kekerasan. Bahkan menyudutkan MUI sebagai pihak yang betanggungjawab atas keluarnya Fatwa yang menyatakan Ahmadiyah sesat.
Tidak hanya itu, berikutnya akan mempersoalkan SKB tentang Ahmadiyah sebagai salah satu pemicu lahirnya kekerasan atas jemaat Ahmadiyah. Dengan jargon “HAM” langkah advokasi untuk melindungi eksistensi kelompok sesat dan menodai keyakinan umat Islam juga akan dilakukan. Dan menekan pemerintah agar tetap dalam ideologi sekulernya dan tidak masuk dalam ranah agama; Negara tidak boleh ikut campur tangan dalam urusan privacy (keyakinan) warga negaranya.
Tentu saat ini umat harus berfikir kritis dan bersikap waspada atas setiap manuver yang menjadikan umat Islam sebagai pihak tertuduh atas setiap peristiwa kekerasan. Karena banyak ruang terbuka munculnya konspirasi untuk melahirkan undang-undang (regulasi) yang bisa mengebiri kelompok atau setiap potensi yang dianggap kontra terhadap semangat toleransi, pluralism, dan kebebasan ala “demokrasi”.
Akar Masalah
Oleh karena itu, dalam anatomi masalah Ahmadiyah tersimpul beberapa penyebab pokok ahmadiyah menjadi “bisul” menahun dalam kehidupan kaum muslim di Indonesia.
Pertama, Ahmadiyah sebagai kelompok sesat sudah menjadi perkara yang disepakati (mujma’ alaihi) dan tidak ada khilaf berdasarkan dalil-dalil syar’I -al Qur’an, As Sunnah dan Ijma’ Sohabat- namun dibiarkan eksis dalam kehidupan kaum muslim Indonesia.Dan usaha dialog dan dakwah yang persuasive juga tidak mereka hiraukan, jemaat Ahmadiyah tetap apriori (kukuh) dengan keyakinan sesatnya.Jika ada yang rujuk ilal haq itu masih sebatas person dari mereka, tapi secara institusi Ahmadiyah di Indonesia tidak pernah mau merubah keyakinan dan sikapnya agar bisa diterima menjadi bagian utuh dari kaum muslim.
Kedua, inkonsistensi pemerintah menjalankan SKB alias SKB tidak berjalan sebagaimana mestinya, padahal dalam SKB jelas-jelas memutuskan Ahmadiyah sebagai kelompok sesat. Oleh karena itu pemerintah terlihat lalai bahkan “gagal” untuk melindungi keyakinan mayoritas umat Islam.
Jika kembali ke substansi SKB yang berisi 7 poin keputusan, terlihat jelas bahwa pemerintahlah yang paling besar peran dan fungsinya untuk menyelesaikan. Bola di tangan Presiden, jika pemerintah serius bisa saja meningkatkan SKB itu menjadi Kepres (keputusan presiden) sehingga konflik horizontal bisa dihindari.Tapi sekali lagi kenapa pemerintah bersikap ambigu (medua) dan ragu? Seharunya bersikap tegas dan jelas, pemerintah tinggal pilih pertama; bubarkan Ahmadiyah dan jika Ahmadiyah tetap ngotot dengan pendiriannya maka pemerintah dengan dukungan mayoritas umat Islam bisa menetapkan Ahmadiyah bukan lagi bagian dari Islam dan jemaatnya bukan orang Islam.kedua;di biarkan tanpa keputusan; Tentu semua ada resiko, tapi jika dibiarkan tanpa ada keputusan tegas (memilih opsi pertama) serta implementasi keputusan secara konsisten itu akan jauh lebih berbahaya.Karena pilihan kedua jelas tidak memiliki dasar hukum (baik hukum syara’ maupun hukum positif yang ada), bahkan justru akan mengakumulasi rasa ketidakadilan dan ketersinggungan mayoritas umat Islam Indonesia yang merasa keyakinan (akidahnya) di nodai oleh kelompok Ahmadiyah.Jika ini dibiarkan terus, akan menjadi “bara dalam sekam” tinggal menunggu pemantiknya, kontraksi social politik akan makin liar jika menemukan momentumnya.
Ketiga, keberadaan individu dan kelompok-kelompok pengusung liberalisme (kebebasan) beragama dengan kedok HAM dan Demokrasi berusaha membela kelompok sesat Ahmadiyah.Dalam koridor Demokrasi, kelompok ini menjadi ganjalan bagi pemerintah untuk bersikap tegas.Apalagi jika para penguasa (pemegang kebijakan) cara berfikirnya juga liberal dan lebih memperhatikan citra agar dianggap seorang yang demokratis, moderat dan humanis serta meraih dukungan dari pihak asing (Barat), sehingga abai sama sekali terhadap nasib mayoritas umat Islam yang ternodai keyakinannya.
Jadi, umat Islam hingga saat ini menunggu bukti dan realisasi dari SKB, bukan sekedar himbauan. Karena kunci penyelesaian bergantung kepada keberanian pemerintah mengimplementasikan SKB yang ada.Jika tidak, maka pemerintah benar-benar bersikap munafiq (hipokrit).
SKB seperti pisau bermata dua, satu sisi pemerintah mengakui bahwa jemaat Ahmadiyah beraliran sesat dan sudah tidak boleh melakukan penyebaran keyakinan mereka.Apabila melanggar, akan dikenakan sanksi pidana.Jika masih membandel akan dibubarkan.Namun ketika MUI dan masyarakat sudah melaporkan kepada pemerintah jika sampai saat ini jemaat Ahmadiyah masih menjalankan keyakinannya dan tidak melakukan perubahan apa-apa.
Faktanya pihak pemerintah tidak memberikan respond dan tindakan yang semestinya.Tentu ini melahirkan kekecewaan masyarakat luas, tapi disatu sisi masyarakat atau siapapun tidak boleh melakukan tindakan apapun, apalagi kekerasan kepada jemaat Ahmadiyah.Jika ada masalah harus dilaporkan kepada aparat sehingga tidak ada penghakiman sendiri.
Jadi tampak jelas, konsistensi dan implementasi pemerintah terhadap SKB tidak berjalan sebagaimana mestinya. Wajar kalau kemudian Ahmadiyah yang jumlahnya tidak sampai 0,001 persen dari penduduk Indonesia tetap eksis, bahkan menjadi pemantik gesekan-gesekan fisik dalam kehidupan beragama khususnya umat Islam.
Para penguasa harus ingat peringatan Allah SWT, tentang orang-orang yang condong kepada perbuatan dzalim atau bahkan lebih dari itu.
Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang dzalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan”(QS.Hud:112-113).

»»  read more

Minggu, 05 Juni 2011

Lupa Pass Winlock

kali ini aku mau share pengalamanku , Bagi kamu yang suka kewarnet pasti tahu winlock, itu lho software yang dipasang untuk membatasi akses kita pada komputer warnet sehingga kemungkinan besar kamu sebel tidak bisa ngapa2-in.
karena dengan adanya winlock kita ga bisa buka control panel, ga bisa buka task manager,  run, dan lain2. ok aku kasih trik agar kamu bisa mengakali itu semua.


TUTORIALNYA :

- Pertama “kill process” winlock.exe (lewat taskmanager)
- Kemudian masuk ke regedit
- Pada
“HKEY_CLASSES_ROOT\CLSID\{D1A17367-4546-PRT8-6A19-11OO4FFI823O}\ProgID”



- Kita ubah pada string ID menjadi ID1 kemudian log off komputer dan masuk kembali.untuk melihat efek nya..

klik icon winlock yang ada disudut kanan bawah komputermu.danwinlock itu akan meminta password baru. kesimpulannya passwordnya sudah direset, tinggal masukkan password baru …. huahahahah … 
* seperti biasa jika ingin menghilangkan jejak hapus kembali string yang tela dibuat di
HKEY_CLASSES_ROOT\CLSID\{D1A17367-4546-PRT8-6A19-11OO4FFI823O}\ProgID
ID dan ganti kembali ID1 menjadi ID ( jangan lupa sebelumnya harus di shutdown winlockpro, tidak perlu ctrl + alt +del lagi ..:0)
* jika ternyata taskmanager nya sudah didisable oleh administrator, maka hal itu bisa diatasi deengan sebagai berikut.
Nie ScreenShootnya :
Software yang di perlukan disini cukup simpel dan berukuran kecil, namanya UNLOCK THEM ALL yang fungsinya adalah kebalikan dari winlock,kita bisa buka semua proteksi yang dibuat oleh winlock dengan menghilangkan semua centang yang ada, gambarnya seperti diatas itu.
Hilangkan centang yang ada seperti itu,lalu klik “change”
dan kamu bisa mengakses penuh komputer itu.

Kamu bisa download programnya 

Siip kan? jangan disalahgunakan ya karena penulis tidak bertanggung jawab atas perbuatanmu…
Ok semoga bisa membantu..




Sumber.....Dari Orang....
»»  read more

Sabtu, 14 Mei 2011

KEYSCRAMBLE PREMIUM V.6.0 FREE

  Sekarang zaman nya keylogger, banyak warnet-warnet nakal yang secara tidak sengaja ataupun di sengaja yang memasang keylogger di komputer nya. Risih nggak sih?? Saya tau, pasti anda risih dan nggak tenang yakan?? soalnya kita nggak tahu warnet mana atau komputer mana yang di pasangi keylogger. Sekarang sobat blogger nggak perlu khawatir lagi, karena saya akan share Software Penangkal Keylogger, yakni Keyscrambler Premium v 2.6.0 Full.
Keyscrambler merupakan software yang berfungsi untuk menangkal keylogger. Dengan menggunakan Keyscrambler ini, sobat blogger akan merasa lebih aman lagi bila berkunjung atau menggunakan warnet. Keyscrambler setahu saya ada tiga versi sob, diantaranya :
Personal (free) :
Melindungi informasi sobat blogger sewaktu browsing di internet, akan tetapi hanya dapat melindungi jika sobat blogger brwosing menggunakan IE, Firefox & flock
Professional :
Fungsi di fitur personal di tambah dengan perlindungan email, IM, password manager dan game online.
Premium :
Keyscrambler Premium, bisa di katakan versi tertinggi di Keyscrambler, karena semua fitur ada di versi Keyscrambler Premium ini. Dengan menggunakan Keyscrambler Premium, dapat melindungi nggak cuma browser aja, tapi sampe ke login windows, notepad, office dan lain-lain.
Bagaimana?ingin mencoba?kalau saya sih udah pake tuh hehehe,,,,

Yang Mau Download

Sumber Remo - XP
»»  read more

Sabtu, 30 April 2011

Hidup kita "Nasib" atau "takdir"

Sangat menarik untuk melihat beberapa dari kita begitu yakin dengan 'nasib' buruk kita, atau 'takdir' kita untuk tidak sukses atau tidak berhasil di bidang kita. Apalagi seolah kalau kita melakukan sesuatu untuk lebih berhasil atau lebih sukses dari kondisi kita sekarang, berarti kita 'melawan' takdir atau nasib tadi. Lebih menarik lagi, beberapa kita merasa tidak menginginkan hal-hal lebih baik untuk kita, karena menurut kita 'takdir' kita adalah apa yang sedang kita hidupi dan nikmati sekarang. Bahkan, walau sejarah sudah membuktikan berkali-kali betapa orang-orang tertentu melewati batas normal dan menghasilkan yang luar biasa sekalipun, kita hanya sampai batas kagum, dan bergumam, "Itu memang sudah 'takdir' mereka!"
Yang jadi pertanyaan khas NLP adalah: darimana kita tahu bahwa itu 'takdir' kita? Bagaimana kita sampai pada kesimpulan bahwa itu adalah 'nasib' kita? Bagaimana pula kita yakin mengenai takdir orang lain?

Oke, mari kita lihat beberapa kemungkinan.
Satu, kita sudah berusaha berkali-kali, tapi tidak melihat dan merasakan perubahan. Generalisasi mudah: sudah takdir saya untuk 'tetap' begini.
Dua, kita sudah menjalankan beberapa inisiatif, tapi tidak melihat dan merasakan perubahan. Generalisasi mudah: saya sudah coba 'semua' cara tapi keadaan tidak berubah, saya sudah ditakdirkan begini.
Tiga, kita sudah melihat beberapa orang dalam jangkauan peta realita kita yang mirip status atau latar belakang dengan kita, yang tidak berhasil atau ber-'nasib' buruk. Generalisasi sederhana: mereka juga tidak berhasil, saya tidak lebih baik dari mereka!
Empat, kita melihat atau mendengarkan betapa di luar sana persaingan dan kompetisi di konteks yang kita geluti semakin sempit dan terlalu banyak orang yang bermain di lapangan yang sama. Generalisasi mudah: saya tidak lebih baik dari mereka yang bersaing, mana mungkin ada kesempatan untuk saya?


Lima, ...........Anda bisa mengisi sendiri dengan asumsi Anda mengenai kemungkinan lain.
Nah, yang menarik, dari hal-hal di atas, walaupun menyangkut asumsi 'nasib' atau 'takdir', ternyata bentuknya adalah GENERALISASI dari apa yang dilihat, didengar, dialami. Tentu saja, tidak ada satupun kita yang benar-benar mendapatkan 'bisikan' dari Tuhan bahwa 'nasib' atau 'takdir' kita sudah demikian? Tentu saja tidak satupun dari kita 'berbincang-bincang' dengan Tuhan lalu mendapatkan penjelasan langsung dari Tuhan tentang apa yang menjadi 'nasib' kita, bukan? Kita hanya menyimpulkan saja! Kita hanya membuat kesimpulan berdasarkan jangkauan penginderaan kita saja, bahwa itu 'nasib' atau 'takdir' kita.
Lalu, kalau begitu, darimana kita tahu 'nasib' kita sebenarnya? Bagaimana kita tahu 'takdir' kita? Kalau memang kita percaya bahwa setiap kita hidup dalam garis yang sudah ditetapkan oleh Tuhan, apakah ada cara untuk mengetahuinya?
Apakah dari peramal nasib? Apakah dari guratan tangan? Apakah dari tanggal lahir? Apakah dari zodiac? Shio? Atau dari setiap langkah kita? Atau dari setiap kejadian yang kita alami?
Atau, apakah kita boleh berasumsi hanya dari pengalaman dan perasaan kita saja? Dan sementara kita mau berasumsi, apakah kita diam, menunggu perkembangan 'nasib', atau kita boleh tetap melakukan sesuatu untuk mencari 'nasib' kita yang sebenarnya? Sampai di mana kita berhenti dan MEMUTUSKAN bahwa itu 'nasib' kita? Bagaimana kita tahu?
Saya pernah tuliskan ini mengenai 'batasan' kita; bahwa BETUL SEKALI manusia punya keterbatasan. BETUL SEKALI manusia punya batasan. Dan dalam terminologi lain, batasan ini bisa serupa dengan asumsi 'nasib' atau 'takdir'. Dan memang, sangat mungkin manusia punya batasan masing-masing atau 'nasib' atau 'takdir' masing-masing. Tapi tidak satupun dari kita yang tahu batasan tersebut. Kita tidak tahu secara pasti batasan kita atau 'nasib' atau 'takdir' kita masing-masing. Kita hanya berasumsi, kita hanya berpersepsi mengenai batasan tersebut, sebatas penginderaan kita saja. Sebatas penglihatan, pendengaran, pengalaman kita saja. Dan, kalau memang kita tidak tahu secara pasti batasan ini, bukankah menarik mencari tahu dengan terus mendaki, naik, berkembang, bertambah baik, pintar, mampu, dan seterusnya? Dan kadang malah mengejutkan diri kita sendiri dengan apa yang bisa kita capai?
Beberapa kita akhirnya berhenti melakukan apapun dan membuat kesimpulan atau asumsi final tentang 'nasib' kita, sementara beberapa tidak pernah berhenti 'mencari' dan terus melakukan apapun. Persamaannya: sama-sama tahu bahwa ada 'batasan' atau ada 'takdir' untuk setiap manusia. Perbedaannya: satu berhenti mencari, satu terus mencari. Ada persamaan satu lagi: di titik KEPUTUSAN tersebut, keduanya sama-sama MEMUTUSKAN mengenai 'batasan'-nya. Yang berhenti MEMUTUSKAN bahwa itulah batasan atau 'nasib' atau 'takdir'-nya, sedangkan yang terus mendaki MEMUTUSKAN bukan itu batasannya atau 'nasib'-nya tidak berhenti di situ.
Anda yang mana? Sampai batas mana Anda bersedia terus berjalan? Sampai batas mana Anda bersedia memberikan segalanya?
»»  read more

Kamis, 31 Maret 2011

Kebudayaan Merokok

Saat remaja adalah saat-saat dimana para anak muda mencari jati diri mereka masing-masing dan pada saat remajalah jiwa anak muda mulai membara dan rasa ingin tau yang tinggi tentang sesuatu yang mereka ingin tahu.tetapi masa-masa remaja banyak disalahgunakan bagi kaum muda,mereka lebih senang hidup bebas dan tanpa aturan yang mengatur mereka,mereka tidak peduli apa yang mereka lakukan yang penting mereka merasa senang dan nyaman.salah satunya adalah merokok,awalnya mereka hanya ingin mencoba dan dipengaruhi oleh teman-teman mereka tetapi lama-kelamaan mereka pun mulai terjerumus dan mulai mengkonsumsi rokok dan menjadi perokok aktif yang sudah tidak dapat lagi di cegah atau berhenti merokok padahal mereka tau merokok itu hanyalah membuang buang uang mereka dan hanya merusak badan mereka sehingga menimbulkan penyakit yang sangat parah seperti kanker,serangan jantung,hipotensi dan lain-lain tetapi mereka tidak peduli dan masih saja mereka mengkonsumsi rokok karena mereka hanya ingin mendapatkan kepuasan dan kesenangan belaka.


Bukan hanya laki-laki saja yang menjadi perokok aktif tetapi perempuan pun mulai banyak yang mengkonsumsi rokok bahkan jaman seekarang anak kecil yang berusia 17 tahun kebawah sudah mulai banyak yang mengkonsumsi rokok,anak kecil merokok di sebabkan dari faktor orang dewasa yang merokok di tempat umum dan depan anak kecil ataupun kurangnya pengawasan atau perhatian orang tua terhadap anak mereka sehingga anak kecil mengikuti perilaku atau tingkah yang dilihatnya serta ingin mengetahui apa yang dilakukan oleh orang dewasa sehingga anak kecil pun dapat terjerumus dan mulai menghisap rokok yang sebenarnya tidak boleh dilakukan karena paru-paru mereka masih sangat rapuh untuk menghisap rokok tersebut dan dapat meninggal pada usia muda


Segala upaya telah dilakukan oleh pemerintah seperti memberi tahu apa efek dari menghisap rokok bahkan MUI sudah mengharamkan rokok karena dapat membunuh dirinya secara perlahan sehingga sama saja dengan melakukan bunuh diri secara perlahan tetapi masyarakat yang telah menjadi perokok aktif tidak menghiraukan tanggapan tersebut dan masih saja menjadi perokok aktif dan akhirnya dapat membunuh dirinya masing-masing.


Komentar :
Kalo menurut saya pribadi, saya sependapat dengan pemerintah dan semua pihak yang ingin membatasi penggunaan rokok. Karena rokok itu sangat membahayakan bagi konsumen dan lingkungan sekitarnya seperti orang yang berada di samping perokok yang di sebut dengan perokok pasif.
Cukup sekian komentar dari saya, kurang lebihnya saya mohon maaf.
»»  read more

Minggu, 20 Maret 2011

Masalah Kebudayaan di Indonesia

Indonesia mempunyai berbagai macam kebudayaan. Hampir setiap pulau ditinggali oleh suku dan ras dan tiap-tiap suku dan ras mempunyai kebudayaannya sendiri. Namun seiring berkembangnya zaman, kebudayaan di Indonesia mulai luntur. Hal ini dikarenakan semakin berkembangnya teknologi yang mempunyai dampak negatif terhadap kebudayaan Indonesia. Dengan banyaknya media elektronik kebudayaan barat mulai mengubah pola pikir masyarakat Indonesia. Karena pola pikir masyarakat Indonesia yang masih rendah, mereka dengan mudah mengikuti budaya barat tanpa adanya filtrasi. Sehingga mereka cenderung melupakan kebudayaanya sendiri.




Selain itu, pemerintah terkesan asal- asalan mengurusi budaya. Sehingga dengan mudahnya Negara lain mengakui kebudayaan Indonesia sebagai miliknya. Apabila hal ini terus berlangsung maka kebudayaan Indonesia akan mati.



Kebudayaan merupakan warisan dan jati diri suatu Negara. Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki banyak sekali keanekaragaman kebudayaan. Kebudayaan dapat memberikan semangat kesatuan dan persatuan bangsa. Tapi, kini yang terjadi adalah terjadi banyak penyimpangan – penyimpangan yang terjadi pada kebudayaan. Itu disebabkan adalah kurangnya sikap kemandirian  terhadap keyakinan budaya karena untuk tidak terpengaruh  kepada sesuatu yang lain. Selain itu agar dapat mengatasi masalah budaya adalah harus adanya sikap bertanggung jawab karena setiap kita melakukan perubahan secara sadar atau tidak maka kita harus dapat memahami betul setiap resiko yang akan terjadi dan berani untuk mempertanggungjawabkannya. Tapi kita kurang tangkas dalam menerapkan kekuasaan dan wewenang terhadap kebudayaan kita sendiri, karena begitu mudahnya kita terpengaruhi oleh budaya luar yang masuk ke Negara kita. Padahal budaya itu sangatlah penting karena adalah harta suatu Negara. Olek karena itu, mulai sekarang kita sebagai bangsa Indonesia harus dapat memahami betul bagaimana menentukan sikap yang baik terhadap masalah budaya ini. Kita harus bersatu agar dapat memecahkan masalah ini. Karena kebudayaan ini harus kita lestarikan hingga mencapai anak cucu kita nanti.


Budaya global semakin lama telah menggusur budaya lokal Indonesia. Contoh untuk hal ini dapat kita lihat pada masyarakat keraton Indonesia. Dalam dua abad terakhir tata masyarakat kerajaan mulai memudar. Kedudukan bangsawan dikudeta oleh kaum pedagang dengan senjata teknologi dan uang. Legitimasi istana yang bersemboyan kawula gusti kini diinjak-injak oleh semangan individualisme, hak asasi, dan kemanusiaan. Mitos dan agama digeser sekularisme dan rasionalitas. Tata sosial kerajaan digantikan oleh nasionalisme. Akibat runtuhnya kerajaan yang mengayomi seniman-cendekiawan istana, berantakanlah kondisi kerja dan pola produksi seni-budaya istana.

Kesenian dan kebudayaan merupakan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Kesenian dapat menjadi wadah untuk mempertahankan identitas budaya Indonesia. Faktanya, sekarang ini identitas budaya Indonesia sudah mulai memudar karena arus global. Sehingga kondisi yang mengkhawatirkan ini perlu segera diselamatkan. Hal ini semakin diperparah dengan diakuinya budaya indonesia oleh bangsa lain. Masalah yang sedang marak baru-baru ini adalah diakuinya lagu daerah “Rasa Sayang-sayange” yang berasal dari Maluku, serta “Reog Ponorogo” dari Jawa Timur oleh Malaysia. Hal ini disebabkan oleh kurang pedulinya bangsa indonesia terhadap budayanya. Namun ketika kebudayaan itu diakui oleh bangsa lain, indonesia bingung. Berita terbaru menyebutkan bahwa kesenian “angklung” dari Jawa Barat juga mau dipatenkan oleh negara tersebut. Lalu dimanakah peran masyarakat dan pemerintah dalam hal ini?
Kebudayaan nasional adalah kebudayan kita bersama yakni kebudayaan yang mempunyai makna bagi kita bangsa indonesia. Kalau bukan kita lalu siapa lagi yang akan menjaga dan meletarikannya. Seharusnya sebagai warga negara indonesia patut bangga dengan mempunyai kekayaan budaya. Hal ini sebenarnya akan menimbulkan rasa tanggung jawab untuk melestarikan kebudayaan tersebut. Sebagai warga negara kita hendaknya menanggapi dengan arif pengaruh nilai-nilai budaya barat untuk mengembangkan dan memperkaya, serta meningkatkan kebudayaan nasional dengan cara menyaring kebudayaan itu. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengambil nilai yang baik dan meninggalkan nilai yang tidak sesuai dengan kebudayaan kita.


Begitu juga halnya dengan pemerintah, pemerintah harus tegas dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan indonesia dengan cara membuat peraturan perundangan yang bertujuan untuk melindungi budaya bangsa. Dan jika perlu pemerintah harus mematenkan budaya-budaya yang ada di Indonesia agar budaya-budaya bangsa tidak jatuh ke tangan bangsa lain. Pemerintah harus membangun sumber daya manusia dan meningkatkanan daya saing bangsa dapat dilakukan dengan menanamkan norma dan nilai luhur budaya Indonesia sejak dini, dengan cara sosialisasi nilai budaya yang ditanamkan kepada anak sejak usia prasekolah. Hal ini ditujukan untuk mengangkat kembali identitas bangsa Indonesia.



Kebudayaan Kita Juga Semakin Tergusur
Sebuah persoalan dalam bidang budaya yang masih mendesak pemahaman kita ialah mengapa kebudayaan Indonesia sejak tahun 1980-an berada dalam keadaan kurang mengembirakan, ia semakin tergeser, tergusur, dan tersingkir dari pusat dan puncak perhatian dan kesibukan kita sehari-hari. Ini memang bukan persoalan baru, dan memang sudah ramai di perbincangkan pada awal 1980-an, tapi setiap ada yang mempertanyakan apa yang saat ini harus di perhatikan dalam sebuah kebudayaan Indonesia, saya cenderung menunjuk pada tidak lagi mementingkan kebudayaan sebagai problematika terpenting.
Musim temu budaya daerah sebagai penyangga budaya nasional bermunculan diberbagai kota seakan-akan budaya kita pada masa ini menghadapi kemunduran biarpun seorang pakar budaya masih penting.
Seorang pakar budaya pada masa pra-Orde baru mungkin seperti seorang Iwan Fals, Abdurrahman Wahid, atau Laksamana Soedomo. Pada tahun 1970-an orang sudah mengeluh tentang kebudayaan, tapi pada waktu itu masih ada hiruk-pikuk perdebatan dan persaingan yang tak banyak tersisa.
Sejauh itu masih ada yang perlu di pertanyakan terhadap kesadaran akan wawasan Nusantara yang kadang masih diselimuti oleh chauvinis kedaerahan dan kebudayaan yang pada akhir-akhir ini akan kembali berona sejarah seperti ketika berkecamuknya masa renaisance dan aufklarung di benua barat tiga abad yang lalu. Apabila dengan kian terasanya arus globalisasi peradaban masyarakat industri maju, yang mengandalkan materialisme dan membawa wabah konsumerisme, pengusuran mau tak mau pasti terjadi. Banyak sendi budaya yang ditinggalkan.

Impor, Asing dan Modern
Diantara masalah itu, antara lain mengenai pemahaman kita tentang kebudayaan secara umum, khususnya kebudayaan Indonesia atau Nasional, kebudayaan -kebudayaan daerah dan asing peranan agama, ilmu pengetahuan budaya, bahkan, sampai pada masalah yang lebih kecil seperti, masalah minat baca dan sebagainya. Drs HM. Idham Samawi mengatakan, bahwa apa yang kita rasakan saat ini adalah sebuah kondisi di mana bangsa dan negara saat ini berada dalam suatu arus yang sangat besar yang membatasi (marjinalisasi). Kita dapat melihat secara langsung bagaimana petani terpuruk, buah lokal digusur oleh buah impor, kebudayaan kita tersingkir oleh kebudayaan asing, dalam kasus kebudayaan, kita melihat dengan jelas bagaimana anak-anak disihir oleh film-film asing ditengah ketidakmampuan kita melihat film bagi anak-anak kita. Dalam peta kehidupan masyarakat modern yang menjunjung tinggi budaya pragmatis, nilai- nilai kebudayaan yang menjunjung tinggi keselarsan (harmoni), cenderung tersingkir. Sebab, nilai- nilai kebudayaan itu di pandang kurang relevan dengan kehidupan masyarakat modern.
Masalah merampingnya kebudayaan Indonesia akhir-akhir ini menjadi perbincangan di kalangan seniman dan budayawan. Hal itu berarti bahwa sebenarnya kalangan seniman dan budayawan bukan bereaksi menghadapi realitas dan masalah yang timbul, melainkan mereka sekedar bereaksi menanggapi masalah dan realitas itu.
Pejabat pemerintah yang punya kompetisi dengan kesenian tradisional supaya citra negara terangkat dimata dunia dan pencaturan International, masih berdiri dengan perjanjian (konvensi) lama, negara dan pejabat negera hanya memfungsikan kesenian Indonesia untuk kepentingan praktis, karena titik tolak pandangan dan sikapnya masih pada batas bahwa kesenian tradisional dan modern adalah instrumen kegiatan ritual. Hal itu tidak membutuhkan perhatian dalam porsi yang besar, yang sama dengan sektor-sektor kehidupan lain tidakkah jatah untuk kebudayaan hanya 2,7 persen dari ranangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) pada berita terakhir.
Kebudayaan masih dianggap instrumen yang berfungsi praktis, umpamanya untuk tujuan pelancongan (turisme) bagi peningkatan sumber devisa negara, para seniman yang mengembangkan etos kebudayaan masih bergulat dengan banyak pihak kearah perbaikan kesenian Indonesia di masa depan. Raudal Tanjung Banua mengatakan, bahwa tataran kebudayaan dengan kemungkinan nasionalisme kebudayaan tidak terlalu digali, bahkan cendrung dinibsikan. Akan tetapi dari proyek nasionalisme yang mengotamakan arus negara itu, bangsa-bangsa diringkus menjadi sekedar suku bangsa. Disusun sebuah ruang kebudayaan yang lebih lapang telah dihilangkan, demi kemauan politis.
Perlu di pahami kita memperbincangkan tergusurnya kedudukan kebudayaan sebagai suatu pranata sosial. itu tidak membicarakan budaya secara detail.bukan juga nilai budaya masyarakat. Ini perlu ditekankan karena perbincangan tentang tergusurnya peran sosial budaya sering di pahami secara keliru sebagai kritik atau tuduhan terhadap sosial budaya. Seakan- akan gejala ini saya kira merupakan kesalahan pihak budayawan.
Kesalahpahaman seperti itu, merupakan akibat dominasi tradisi romantisme yang terlalu menekankan aspek individual budayawan dan nilainya. Mengabaikan kebudayaan sebagai pranata sosial. menyebut nasib pranata kebudayaan dianggap sebagai serangan pribadi terhadap para budayawan.
Akibatnya, budayawan yang berwawasan sempit menyangkal terjadinya gejala pengerdilan dan penggusuran kebudayaan dalam pembangunan. Karena merasa di serang, mereka membela diri dan membela status quo dengan mengatakan kebudayaan sekarang baik- baik saja, kalau ada penilaian yang negatif atas perkembangan budaya, maka itu di anggap sebagai kegagalan atau ketololan para kritikus budaya yang kurang paham kepada kebudayaan.
Model hubungan inilah, kita menampilkan cara-cara pemahaman yang baru sebagai paradigama postrukturalisme, dengan melibatkan sebagai disiplin yang lain, yang kemudian melahirkan pemahaman kebudayaan-kebudayaan yang bernuansa Islami dan berpegang teguh pada agama itu sendiri. Kondisi masyarakat Indonesia yang dinamis sebagai akibat hubungan antara agama dan kebudayaan. Penelitian dan studi kultural perlu ditekankan untuk dapat memberikan sumbangan yang positif dalam rangka mengungkapkan latar belakang sosial khususnya yang ada di Indonesia, sehingga agama dan kebudayaan benar-benar memiliki arti bagi masyarakat luas.
»»  read more

Followers

 

Copyright © 2015 by Riky HangOut

Fiance Nina Latifah | Powered by Blogger